REFORMASI ADMINISTRASI & GOVERNACE
....Shokib.......
2012210076
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Seiring berkembangya paradigma administrasi reformasi telah menjadi agenda penting. Adanya gelombang perbaikan social, ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik, mencapai efisiensi, efektivitas, dan responsivitas dalam system administrasi. Diman hal itu semua di latar belakangi oleh banyak faktor seperti adanya kondisi sosial juga ikut menentukan karena perubahan administrasi itu tidak hanya umum mempengaruhi aparat birokrasi tetapi juga mempengaruhi masyarakat yang mengurus urusannya dan berhubungan dengan birokrasi. Ketidak puasan dan kegagalan bukan persoalan yang disebabkan oleh pemilihan kebijakan yang tidak tepat, melainkan juga karena institusi pemerintah melakukan pekerjaan dengan kualitas yang rendah, Sejak suatu Negara memproklamasikan kemerdekaanya, sistem yang lama tidak mampu lagi merespon tuntutan dan kebutuhan, hal itu semua yang menjadi dorongan untuk suatu perubahan yang terencana terhadap aspek utama administrasi.
Implementasi reformasi administrasi di Negara sedang berkembang melairkan banyak tafsir yaitu, metode dan pendekatan yang sangat sempit terlalu menekankan pada aspek perubahan struktural, metode dan teknik administrasi, mengabaikan aspek perilaku organisasi dan administrasi. Sistem dan metode organisasi dari luar diambil begitu saja, tidak sesuai dengan lingkungan dimana reformasi administrasi diterapkan. Biasanya kegagalan itu disebabkan rendahnya stabilitas politik di kawasan tersebut (Caiden.1969).
Pada hakekatnya reformasi diawali dengan adanya pembangunan yang tidak selamanya berjalan dengan mulus, bahkan gagal, tidak sesuai harapan. Agen perubahan (dokter yang menanganinya) melaksanakan penetapan akan suatu pemecahan (solusi), yang sudah tentu dapat ditolak sang pasien tadi.Tetapi mengingat hubungan baik, organisasi tersebut biasanya akan menerima dan melaksanakan rekomendasi-rekomendasi sang agen perubahan. Agen perubahan tersebut terlibat dalam kegiatan-kegiatan identifikasi problem, yang dilakukan bersama (gabungan) dengan organisasi yang ada. Agen of change tentu harus didukung dengan pengetahuan terghadap masalah yang terjadi, kemudian kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Terjadi perubahan besar pada sistem pemerintahan dan birokrasi. Begitu juga dijelaskan bahwa hakekat reformasi administrasi mengarahkan kegiatan-kegiatan secara terus menerus menuju ke tercapainya tujuan, dan mengendalikan sumber-sumber daya beserta gerak-gerik pemanfaatannya sesuai dengan peraturan-peraturan dan rencana-rencana kita.(Prajudi Atmosudirdjo, 1985). Tujuan penyempurnaan administrasi, berarti perubahan langsung keseluruhan sistem administrasi baik penyempurnaan kinerja individu, kelompok, dan institusi untuk mencapai tujuan masyarakat yang menyeluruh yaitu modernisasi.
Pada akhirnya seorang pemimpin, mampu memberikan memberikan cintoh dalam menyikapi itu semua, kemudian bisa memberi motifasi dan penyemangat terhadap bawahanya dalam menghadapi masalah, jika di kaitkan dengan kopetensi reformasi administrasi yang dimiliki nantinya, tentu tidak hanya sekedar bisa namun harus profesional dan bijak. Hal itu dikarenakan, dalam penyempurnaan administrasi di hadapkan pada berbagai rintangan seperti adanya status quo (tidak ada perubahan), pribadi yang kolot yang cenderung enggan mencurahkan tenaga dan dana untuk menerapkan pola baru mereka, adanya perbedaan pola pikir. Untuk itu semua seorang pemimpin harus mempunyai kekuatan (outhentik) sehingga dengan kepemimpinannya mampu melakukan perubahan-perubahan administrasi.
Penyempurnaan administrasi tidak sekedar mengubah organisasi tetapi lebih jauh dari itu, yaitu termasuk mengemukakan ide-ide baru, dan cara-cara, baru dalam mengelola administrasi sehingga administrasi tanggap terhadap perubahan. Seorang pemimpin tentu mempunyai teknis untuk menanamkan perilaku birokrasi yang berbeda, sehingga tercapai peningkatan efisiensi dan efektivitas aparatur negara. Perlu adanya evaluasi dan peningkatan perencanaan dan fungsi kontrol oleh pemimpin. Reformasi barang tentu di awali pada diri sendiri, sehingga dapat bertindak jujur dari seorang yang menjalankan pemerintahan tersebut.
....Shokib.......
2012210076
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Seiring berkembangya paradigma administrasi reformasi telah menjadi agenda penting. Adanya gelombang perbaikan social, ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik, mencapai efisiensi, efektivitas, dan responsivitas dalam system administrasi. Diman hal itu semua di latar belakangi oleh banyak faktor seperti adanya kondisi sosial juga ikut menentukan karena perubahan administrasi itu tidak hanya umum mempengaruhi aparat birokrasi tetapi juga mempengaruhi masyarakat yang mengurus urusannya dan berhubungan dengan birokrasi. Ketidak puasan dan kegagalan bukan persoalan yang disebabkan oleh pemilihan kebijakan yang tidak tepat, melainkan juga karena institusi pemerintah melakukan pekerjaan dengan kualitas yang rendah, Sejak suatu Negara memproklamasikan kemerdekaanya, sistem yang lama tidak mampu lagi merespon tuntutan dan kebutuhan, hal itu semua yang menjadi dorongan untuk suatu perubahan yang terencana terhadap aspek utama administrasi.
Implementasi reformasi administrasi di Negara sedang berkembang melairkan banyak tafsir yaitu, metode dan pendekatan yang sangat sempit terlalu menekankan pada aspek perubahan struktural, metode dan teknik administrasi, mengabaikan aspek perilaku organisasi dan administrasi. Sistem dan metode organisasi dari luar diambil begitu saja, tidak sesuai dengan lingkungan dimana reformasi administrasi diterapkan. Biasanya kegagalan itu disebabkan rendahnya stabilitas politik di kawasan tersebut (Caiden.1969).
Pada hakekatnya reformasi diawali dengan adanya pembangunan yang tidak selamanya berjalan dengan mulus, bahkan gagal, tidak sesuai harapan. Agen perubahan (dokter yang menanganinya) melaksanakan penetapan akan suatu pemecahan (solusi), yang sudah tentu dapat ditolak sang pasien tadi.Tetapi mengingat hubungan baik, organisasi tersebut biasanya akan menerima dan melaksanakan rekomendasi-rekomendasi sang agen perubahan. Agen perubahan tersebut terlibat dalam kegiatan-kegiatan identifikasi problem, yang dilakukan bersama (gabungan) dengan organisasi yang ada. Agen of change tentu harus didukung dengan pengetahuan terghadap masalah yang terjadi, kemudian kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Terjadi perubahan besar pada sistem pemerintahan dan birokrasi. Begitu juga dijelaskan bahwa hakekat reformasi administrasi mengarahkan kegiatan-kegiatan secara terus menerus menuju ke tercapainya tujuan, dan mengendalikan sumber-sumber daya beserta gerak-gerik pemanfaatannya sesuai dengan peraturan-peraturan dan rencana-rencana kita.(Prajudi Atmosudirdjo, 1985). Tujuan penyempurnaan administrasi, berarti perubahan langsung keseluruhan sistem administrasi baik penyempurnaan kinerja individu, kelompok, dan institusi untuk mencapai tujuan masyarakat yang menyeluruh yaitu modernisasi.
Pada akhirnya seorang pemimpin, mampu memberikan memberikan cintoh dalam menyikapi itu semua, kemudian bisa memberi motifasi dan penyemangat terhadap bawahanya dalam menghadapi masalah, jika di kaitkan dengan kopetensi reformasi administrasi yang dimiliki nantinya, tentu tidak hanya sekedar bisa namun harus profesional dan bijak. Hal itu dikarenakan, dalam penyempurnaan administrasi di hadapkan pada berbagai rintangan seperti adanya status quo (tidak ada perubahan), pribadi yang kolot yang cenderung enggan mencurahkan tenaga dan dana untuk menerapkan pola baru mereka, adanya perbedaan pola pikir. Untuk itu semua seorang pemimpin harus mempunyai kekuatan (outhentik) sehingga dengan kepemimpinannya mampu melakukan perubahan-perubahan administrasi.
Penyempurnaan administrasi tidak sekedar mengubah organisasi tetapi lebih jauh dari itu, yaitu termasuk mengemukakan ide-ide baru, dan cara-cara, baru dalam mengelola administrasi sehingga administrasi tanggap terhadap perubahan. Seorang pemimpin tentu mempunyai teknis untuk menanamkan perilaku birokrasi yang berbeda, sehingga tercapai peningkatan efisiensi dan efektivitas aparatur negara. Perlu adanya evaluasi dan peningkatan perencanaan dan fungsi kontrol oleh pemimpin. Reformasi barang tentu di awali pada diri sendiri, sehingga dapat bertindak jujur dari seorang yang menjalankan pemerintahan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar